Laman

Kamis, 05 Mei 2011

cara menyatakan cinta secara Islami

Mengekspresikan Cinta dalam Islam

Islam mengajarkan seorang mukmin untuk menyatakan cinta pada saudara yang dicintai. Hal ini  memang janggal bagi kebanyakan orang sekarang Cinta yang dipahami kebanyakan orang adalah cinta antara lawan jenis, laki-laki dan wanita, yang sama sekali tidak berdimensi ilahiah. Dalam Islam, cinta sejati adalah cinta Cintakarena Allah dan menyatakan cinta itu merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan agar persaudaraan menjadi semakin kuat. Ungkapkanlah perasaan cinta itu, laki-laki pada saudara laki-laki, wanita pada saudara wanita. Tidak dinjurkan mengekspreskan perasaan cinta terhadap lawan jenis yang bukan muhrim dan di luar ikatan pernikahan. Pasalnya, hal itu bisa menimbulkan kerancuan dan fitnah.

Rasulullah saw. bersabda,
“ Apabila seseorang mencintai saudaranya maka hendaknya ia memberitahunya.” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)

Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa ada seseorang berada di samping Rasulullah, lalu salah seorang sahabat berlalu (di depannya). Orang yang di samping Rasulullah tadi berkata, “ Aku mencintai dia wahai Rasulullah.” Lalu Nabi saw. Menjawab. “Apakah kamu telah memberitahukannya?” Orang tersebut menjawab, “Belum.”. Kemudian Rasulullah bersabda, “Beritahukan kepadanya.” Lalu orang tersebut memberitahukan kepadanya seraya berkata, “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah (inni uhibbuka fillah).” Kemudian orang yang dicintai itu menjawab, “Semoga Allah mencintamu karena engkau mencintaiku karena-Nya.” (HR. Abu Dawud)

Cara menyatakan cinta terhadap  seorang saudara seiman adalah dengan ucapan ana uhibbuka fillah ‘saya mencintaimu karena Allah’. Sementara menjawabnya adalah dengan ucapan iyuhbibkumullah fiima ahbabtani fillah ‘semoga Allah mencintaimu karena cintamu padaku karena Allah’.

Abu Hurairah r.a mengatakan bahwa Rasululah saw. Bersabda,
“Sesungguhnya di sekitar Arsy terdapat mimbar-mibar dari cahaya, yang diatasnya terdapa suatu kaum yang menggunakan pakaian dari cahaya. Wajah mereka bercahaya. Mereka itu bukan Nabi dan juga bukan syuhada. Akan tetapi para nabi dan syuhada tertegun (merasa iri) kepada mereka sehingga mereka berkata, ‘ Wahai Rasulullah, olong beritahu siapa gerangan mereka itu?’ Beliau menjawab, ‘Mereka adalah orang-orang yang saling menjalin cinta kasih karena Allah, saling bermajelis (duduk memikirkan sesuatu) karena Allah, dan saling mengunjungi karena Allah semata. “ (HR. an-Nasa’I dalam sunan Al-kubro).

So, with the power of love, we can make some prophets and syuhada so jealous! Hehehe…
Sumber :
Al-alatas S.S, Alwi.2002. Bahkan Para Nabi pun Iri. Jakarta : Akbar Media Eka Sarana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar